Perkembangan alat Tulis dengan tinta sebagai hal utamanya
“PERKEMBANGAN ALAT TULIS”
Batu Tajam Budaya menulis atau membuat catatan sudah ada sejak zaman manusia gua. Alat yang mereka gunakan untuk “menulis” pada saat itu adalah batu tajam yang biasanya merupakan perlengkapan untuk berburu. Manusia gua membuat gambar kehidupan mereka sehari-hari dengan
menggoreskan batu tajam itu ke dinding gua. Inilah titik awal manusia mengenal alat tulis. Sayangnya, karena dituliskan di dinding gua, catatan ini tidak bisa di bawa kemana-mana. Untungnya, pada tahun 8500 SM ditemukanlah tanah liat, sehingga manusia bisa menulis di atasnya dan membawa catatan itu ke mana pun.
PENA JARUM Pena jarum atau yang dikenal dengan nama stylus pen ini adalah alat tulis pertama yang bentuknya hampir sama dengan alat tulis yang kita kenal sekarang. Alat tulis ini ditemukan oleh
orang yunani sekitar tahun 1700 SM. Pena jarum yang terbuat dari besi, tulang ataupun gading ini kemudian digoreskan ke lempengan kayu yang di lapisi lilin. Lempengan kayu itu pun di buat berpasangan supaya dapat ditutup untuk melindungi goresan tulisan itu.
.
PENA BULU Alat tulis begitu cepatnya berkembang, satu penemuan di gantikan penemuan lainnya yang lebih baik. Tapi, alat tulis yang bertahan paling lama adalah pena bulu (quill pen), yang tetap dipakai hingga 1000 tahun lamanya. Pena bulu yang terbuat dari bulu burung ini di temukan sekitar tahun 700. Bahan paling bagus untuk membuat pena ini adalah bulu burung yang hidup di musim semi. PENSIL Inovasi pensil diawali dengan penemuan batu grafit yang bisa dipakai untuk menulis ini oleh orang inggris. Pada tahun 1500, batu grafit ini sebenarnya digunakan para gembala untuk menandai domba mereka. Tapi, kemudian orang menyadari bahwa batu grafit bisa juga dipakai untuk menulis jika dibentuk secara khusus. Karena batu grafit ini membuat tangan si penulis menjadi kotor. Maka pada sekitar tahun 1700 an di tambahkan pegangan kayu untuk melapisinya. Orang Italia lah yang pertama kali memunculkan ide tersebut dan tercipta pensil seperti sekarang ini. FOUNTAIN PEN Bedanya dengan pulpen biasa, fountain pen tidak perlu ditekan untuk mengeluarkan tinta. Tinta akan ditarik keluar menuju mata pena dan langsung ke kertas. Sebenarnya pena jenis ini sudah ada sejak tahun 1700-an, namun seorang salesman asal amerika serikat, Lewis Waterman memiliki ide untuk menambahkan lubang udara pada mata pena agar keluarnya tinta lebih terkontrol. Lewis pun menjadi orang pertama yang mematenkan fountain pen ini pada tahun 1884. Sayang, pena jenis ini sulit sekali kering sehingga sering membuat kertas kotor karena tintanya meleber.
PULPEN Ditemukan seorang jurnalis Hongaria bernama Lazio Biro pada tahun 1938. Ia mencoba membuat sebuah pena jenis baru dengan menggunakan tinta percetakan yang lebih tebal. Agar tinta yang tebal ini lebih mudah mengalir, lazio menggunakan bola kecil dalam pena yang dapat mengangkut tinta ke mata pena. Seperti itulah bentuk pulpen yang sekarang kita pakai. Selain praktis, pulpen juga bisa tahan lama sampai setahun pemakaian. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ALAT TULIS Teknologi dalam Kehidupan Sehari-hari PERKEMBENGAN TEKNOLOGI PADA ALAT TULIS Sekarang saya akan membahas salah satu contoh teknologi yang biasa digunakan sehari-hari, yaitu Ballpoint WHAT IS BALLPOINT???Ø Pulpen atau bolpen adalah sejenis alat tulis (secara spesifik merujuk kepada sejenis pen) yang bentuk dan ukurannya mirip dengan pensil. Pulpen populer karena murah dan mudah digunakan. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas. Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas.
SEJARAHNYA PULPEN
László József Bíró atau Laszlo Biro lahir 29 September 1899, Dia adalah penemu pulpen modern. Produksi pulpen pertamanya ditampilkan pada suatu pameran internasional di Budapest, Hongaria pada tahun 1931. Ciptaan ini dipatenkan di Paris pada tahun 1938. Biro memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam. Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru yang tersiri dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang.
Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah cartridge, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi. dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang lazim dikenal dengan nama bolpen/pulpen. Rancangan ini kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan hingga saat ini. Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas.
Biografi Laszlo Biro
Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas. Berbeda dengan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental dan lengket. Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, karena mata penanya terbuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan untuk memadukannya. Hasilnya pena rolling ball dengan bola di ujung mata pena seperti bolpen, namun menggunakan tinta cair yang tersimpan aman di kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan meluncur nyaman pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol. Laszlo Biro meninggal 24 November 1985 pada umur 86 tahun.
PERKEMBANGAN ALAT TULIS
Alat tulis (writing instruments) pertama yang dibuat bangsa Sumeria di Mesopotamia sekira 5000 tahun silam. Berbagai alat tulis diciptakan, mulai pena bulu ayam dan kemudian berkembang hingga sekarang menjadi beragam pena bolpoin. Berikut ini beberapa jenis alat tulis tersebut: Quill, cane pen, writing brush (The Visual Dictionary with Definitions) Quill, pena bulu ayam, bulu lebar dengan tangkai cekung (calamus) yang runcing pada titiknya dan dicelupkan ke dalam tinta untuk menulis, dan digunakan sejak Abad Pertengahan. Cane pen, pena buluh, alat yang digunakan pada zaman dahulu hingga Abad Pertengahan untuk menulis pada daun lontar dan perkamen. Ini juga yang menjadi alat bagi kaligrafi Arab. Writing brush, kuas tulis, bulu sintetis atau bulu alami yang cara menulisnya menggunakan tangan dan dicelupkan ke dalam tinta. Alat ini telah digunakan pada kaligrafi Cina lebih dari 4000 tahun lalu. Roman metal pen, lead pencil, stylus (The Dictionary with Definitions) Roman metal pen, pena baja Romawi, alat tulis dari bahan logam, ditemukan oleh orang Roma pada zaman dahulu kala, cikal bakal pena logam modern yang mulai dikenal pada abad ke-19. Lead pencil, pensil penunjuk, pensil bujur dengan ujung penuh hiasan, pertama kali digunakan pada Abad Pertengahan, kemudian diganti dengan pensil arang keras. Stylus, stilus, alat dari timah berujung, digunakan zaman Yunani kuno untuk menggores lembaran lilin, ujungnya yang rata unntnuk menghilangkan etsa (goresan). Egyptian reed pen, pena buluh Mesir, buluh kecil yang runcing ujungnya, untuk melukis hieroglif pada lempung tanah liat atau untuk menulis pada daun lontar dengan tinta. Steel pen, pena baja, ujung bulatan garis pada pegangan, dicelupkan ke dalam bak tinta untuk menulis. Pada perkembangan berikutnya, berbagai inovasi alat-alat tulis dibuat, misalnya fountain pen (pena); ballpoint pen (pena bolpoin); marker (petunjuk berwarna); propelling pencil (pensil mekanis); pencil (pensil); bahkan refill (isi ulang) tinta. Pensil Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu. Sejarah Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya "seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa. Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana. Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah. Perkembangan Pensil Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang. Pada abad ke-19, pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil. Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan. Rautan pensil sebagai pelengkap alat tulis Peraut mekanis mempermudah pengguna saat meraut pensil Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte. Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer. Pemrosesan modern Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus. Awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis. Karakteristik Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena. Beberapa pensil disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan. Pensil seperti ini sangat disukai pelajar. Namun kebanyakan seniman profesional yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia. Identitas Pensil dibedakan menurut komposisi . Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness), yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tanda F berarti komposisinya sangat tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya 2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal. Warna pensil memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna kuning, Jerman dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia memberi warna hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris memberi warna kuning dan hitam. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan produsen Faber-Castell[rujukan?]. Namun banyak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini. Isu kesehatan anyak sekali pengguna pensil yang tertipu dengan istilah lead pencil dan mengira bahwa jenis pensil ini mengandung bahan kimia beracun. Sebenarnya pensil timbal hanya mengandung grafit dan tanah liat, bahan alami persenyawaan karbon yang sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh. Namun dilaporkan beberapa kasus bekas tusukan pensil timbal terhadap kulit menyebabkan bekas kehitaman yang menetap bertahun-tahun. Jenis pensil di era modern Kemajuan teknologi material dan manufaktur membuat banyak jenis pensil yang bisa ditemui di pasar sesuai kegunaan masing-masing. Di antaranya adalah: Pensil timah Pensil grafit murni Pensil mekanik Pensil warna Konte Pastel dalam bentuk pensil Dermatograf Pensil Modern Pensil sekarang adalah alat tuilis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap tahun diproduksi di seluruh dunia hingga milliaran batang. Pensil biasa dapat membuat garis sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata. Isi pensil mekanis, yang tangkainya dari logam atau plastik, tidak perlu diraut. Sebagai ganti grafit, pensil berwarna berisi bahan pewarna dan pigmen dalam puluhan warna. Penghapus Penghapus (juga disebut setip) merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. Sebuah penghapus. Penghapus kenyal seperti karet, dan seringkali bewarna putih atau hitam (walaupun ditemukan juga coklat atau merah jambu untuk memperindah penampilan sesuai pemanfaatan teknologi). Terdapat pensil yang dilengkapi dengan penghapus di ujungnya. Penghapus mahal mungkin mempunyai bahan vinyl atau plastik sebagai tambahan kepada karet. Penghapus juga merujuk kepada penghapus pada papan tulis seperti papan hitam atau papan putih. Penghapus papan hitam tradisional merupakan blok kayu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain berbahan wol. Sejarah Pada tahun 1770, pakar sains Joseph Priestley menyatakan, "Saya telah melihat bahan yang amat sesuai untuk digunakan bagi menghilangkan tanda arang pensil pada kertas." Di seluruh Eropa pada saat itu, tulisan pensil dihapus dari kertas dengan menggunakan kubus-kubus kecil yang terbuat dari karet. Kubus-kubus kecil ini masih digunakan untuk tujuan ini di Inggris dan Australia. Juga pada tahun 1770, Edward Naime, insinyur Inggris, disebut sebagai pencipta penghapus karet pertama. Sebelum penggunaan karet, serbuk roti digunakan sebagai penghapus. Naime berkata bahwa dia salah mengambil kepingan karet dan bukannya serbuk roti, dan menemukan ciri-ciri menghapus dari karet, dan mulai menjual penghapus karet. Bagaimanapun juga, karet dalam bentuk mentah sulit disimpan, kerana ia mudah dan akan rusak. Pada tahun 1839, Charles Goodyear, seorang penemu, menemukan proses vulkanisasi, kaedah yang merawat karet dan menjadikannya bahan yang tahan lama. Penghapus menjadi benda yang umum dengan perkembangan karet yang divulkanisasi. Pada tahun 1858, Hyman Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, AS, menerima paten pertama untuk pelekatan penghapus pada ujung pensil. Paten itu kemudian dibatalkan karena ditetapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan gabungan dua peralatan dan bukannya produk baru sepenuhnya. Jenis Jenis yang sering terdapat pada pensil biasanya bewarna merah muda atau merah dengan karakteristik mudah lengket. Jenis ini cukup baik untuk menghapus kebanyakan tulisan pensil, walaupun ia cenderung mengotori dan merusak kertas jika terlalu sering digunakan. Selain itu banyak sisa karet yang harus dibersihkan. Sisa ini sering mengotori kertas jika dibiarkan menempel. Jenis yang populer di kalangan seniman adalah penghapus art gum, yang dibuat dari karet bertekstur kasar yang lembut. Jenis ini cocok untuk menghapus kawasan yang luas dalam satu sapuan tanpa merusak kertas. Tetapi penghapus ini meninggalkan banyak sisa penghapus dan tidak begitu akurat. Pemakaian terlalu banyak hanya menghasilkan warna kekuningan di kertas. Penghapus art gum biasanya berwarna gelap atau kecokelat-cokelatan. Penghapus uli yang mudah dibentuk, akurat, dan tidak meninggalkan kotoran Penghapus uli, lebih dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai kneaded eraser, juga digemari di kalangan seniman. Penghapus jenis ini dibuat dari bahan kelabu dan menyerupai adonan atau lem. Kelebihannya adalah tidak meninggalkan sisa penghapus sehingga tahan lebih lama dibanding penghapus lain. Partikel grafit dan tanah liat ditarik oleh adonan karet sehingga lebih akurat dan tidak meninggalkan bekas apapun. Penghapus ini banyak digunakan untuk memberi efek kilap atau percikan air. Kelemahannya adalah sedikit rasa lengket di tangan dan mudah meleleh di suhu tinggi. Penghapus vinyl lembut mempunyai tekstur seperti plastik dan ciri-ciri menghapus yang mirip dengan penghapus karet biasa. Hanya saja sedikit lebih lembut dan kuat, dan dengan itu tidak mudah merusak kertas dan nyaman digunakan. Penghapus vinyl biasanya putih dan mudah terlihat kotor jika disentuh.
Batu Tajam Budaya menulis atau membuat catatan sudah ada sejak zaman manusia gua. Alat yang mereka gunakan untuk “menulis” pada saat itu adalah batu tajam yang biasanya merupakan perlengkapan untuk berburu. Manusia gua membuat gambar kehidupan mereka sehari-hari dengan
contoh batu tulis zaman purba |
PENA JARUM Pena jarum atau yang dikenal dengan nama stylus pen ini adalah alat tulis pertama yang bentuknya hampir sama dengan alat tulis yang kita kenal sekarang. Alat tulis ini ditemukan oleh
orang yunani sekitar tahun 1700 SM. Pena jarum yang terbuat dari besi, tulang ataupun gading ini kemudian digoreskan ke lempengan kayu yang di lapisi lilin. Lempengan kayu itu pun di buat berpasangan supaya dapat ditutup untuk melindungi goresan tulisan itu.
.
PENA BULU Alat tulis begitu cepatnya berkembang, satu penemuan di gantikan penemuan lainnya yang lebih baik. Tapi, alat tulis yang bertahan paling lama adalah pena bulu (quill pen), yang tetap dipakai hingga 1000 tahun lamanya. Pena bulu yang terbuat dari bulu burung ini di temukan sekitar tahun 700. Bahan paling bagus untuk membuat pena ini adalah bulu burung yang hidup di musim semi. PENSIL Inovasi pensil diawali dengan penemuan batu grafit yang bisa dipakai untuk menulis ini oleh orang inggris. Pada tahun 1500, batu grafit ini sebenarnya digunakan para gembala untuk menandai domba mereka. Tapi, kemudian orang menyadari bahwa batu grafit bisa juga dipakai untuk menulis jika dibentuk secara khusus. Karena batu grafit ini membuat tangan si penulis menjadi kotor. Maka pada sekitar tahun 1700 an di tambahkan pegangan kayu untuk melapisinya. Orang Italia lah yang pertama kali memunculkan ide tersebut dan tercipta pensil seperti sekarang ini. FOUNTAIN PEN Bedanya dengan pulpen biasa, fountain pen tidak perlu ditekan untuk mengeluarkan tinta. Tinta akan ditarik keluar menuju mata pena dan langsung ke kertas. Sebenarnya pena jenis ini sudah ada sejak tahun 1700-an, namun seorang salesman asal amerika serikat, Lewis Waterman memiliki ide untuk menambahkan lubang udara pada mata pena agar keluarnya tinta lebih terkontrol. Lewis pun menjadi orang pertama yang mematenkan fountain pen ini pada tahun 1884. Sayang, pena jenis ini sulit sekali kering sehingga sering membuat kertas kotor karena tintanya meleber.
PULPEN Ditemukan seorang jurnalis Hongaria bernama Lazio Biro pada tahun 1938. Ia mencoba membuat sebuah pena jenis baru dengan menggunakan tinta percetakan yang lebih tebal. Agar tinta yang tebal ini lebih mudah mengalir, lazio menggunakan bola kecil dalam pena yang dapat mengangkut tinta ke mata pena. Seperti itulah bentuk pulpen yang sekarang kita pakai. Selain praktis, pulpen juga bisa tahan lama sampai setahun pemakaian. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ALAT TULIS Teknologi dalam Kehidupan Sehari-hari PERKEMBENGAN TEKNOLOGI PADA ALAT TULIS Sekarang saya akan membahas salah satu contoh teknologi yang biasa digunakan sehari-hari, yaitu Ballpoint WHAT IS BALLPOINT???Ø Pulpen atau bolpen adalah sejenis alat tulis (secara spesifik merujuk kepada sejenis pen) yang bentuk dan ukurannya mirip dengan pensil. Pulpen populer karena murah dan mudah digunakan. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas. Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas.
SEJARAHNYA PULPEN
László József Bíró atau Laszlo Biro lahir 29 September 1899, Dia adalah penemu pulpen modern. Produksi pulpen pertamanya ditampilkan pada suatu pameran internasional di Budapest, Hongaria pada tahun 1931. Ciptaan ini dipatenkan di Paris pada tahun 1938. Biro memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam. Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru yang tersiri dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang.
Biografi Laszlo Biro
Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas. Berbeda dengan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental dan lengket. Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, karena mata penanya terbuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan untuk memadukannya. Hasilnya pena rolling ball dengan bola di ujung mata pena seperti bolpen, namun menggunakan tinta cair yang tersimpan aman di kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan meluncur nyaman pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol. Laszlo Biro meninggal 24 November 1985 pada umur 86 tahun.
PERKEMBANGAN ALAT TULIS
Alat tulis (writing instruments) pertama yang dibuat bangsa Sumeria di Mesopotamia sekira 5000 tahun silam. Berbagai alat tulis diciptakan, mulai pena bulu ayam dan kemudian berkembang hingga sekarang menjadi beragam pena bolpoin. Berikut ini beberapa jenis alat tulis tersebut: Quill, cane pen, writing brush (The Visual Dictionary with Definitions) Quill, pena bulu ayam, bulu lebar dengan tangkai cekung (calamus) yang runcing pada titiknya dan dicelupkan ke dalam tinta untuk menulis, dan digunakan sejak Abad Pertengahan. Cane pen, pena buluh, alat yang digunakan pada zaman dahulu hingga Abad Pertengahan untuk menulis pada daun lontar dan perkamen. Ini juga yang menjadi alat bagi kaligrafi Arab. Writing brush, kuas tulis, bulu sintetis atau bulu alami yang cara menulisnya menggunakan tangan dan dicelupkan ke dalam tinta. Alat ini telah digunakan pada kaligrafi Cina lebih dari 4000 tahun lalu. Roman metal pen, lead pencil, stylus (The Dictionary with Definitions) Roman metal pen, pena baja Romawi, alat tulis dari bahan logam, ditemukan oleh orang Roma pada zaman dahulu kala, cikal bakal pena logam modern yang mulai dikenal pada abad ke-19. Lead pencil, pensil penunjuk, pensil bujur dengan ujung penuh hiasan, pertama kali digunakan pada Abad Pertengahan, kemudian diganti dengan pensil arang keras. Stylus, stilus, alat dari timah berujung, digunakan zaman Yunani kuno untuk menggores lembaran lilin, ujungnya yang rata unntnuk menghilangkan etsa (goresan). Egyptian reed pen, pena buluh Mesir, buluh kecil yang runcing ujungnya, untuk melukis hieroglif pada lempung tanah liat atau untuk menulis pada daun lontar dengan tinta. Steel pen, pena baja, ujung bulatan garis pada pegangan, dicelupkan ke dalam bak tinta untuk menulis. Pada perkembangan berikutnya, berbagai inovasi alat-alat tulis dibuat, misalnya fountain pen (pena); ballpoint pen (pena bolpoin); marker (petunjuk berwarna); propelling pencil (pensil mekanis); pencil (pensil); bahkan refill (isi ulang) tinta. Pensil Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu. Sejarah Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya "seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa. Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana. Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah. Perkembangan Pensil Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang. Pada abad ke-19, pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil. Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan. Rautan pensil sebagai pelengkap alat tulis Peraut mekanis mempermudah pengguna saat meraut pensil Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte. Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer. Pemrosesan modern Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus. Awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis. Karakteristik Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena. Beberapa pensil disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan. Pensil seperti ini sangat disukai pelajar. Namun kebanyakan seniman profesional yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia. Identitas Pensil dibedakan menurut komposisi . Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness), yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tanda F berarti komposisinya sangat tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya 2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal. Warna pensil memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna kuning, Jerman dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia memberi warna hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris memberi warna kuning dan hitam. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan produsen Faber-Castell[rujukan?]. Namun banyak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini. Isu kesehatan anyak sekali pengguna pensil yang tertipu dengan istilah lead pencil dan mengira bahwa jenis pensil ini mengandung bahan kimia beracun. Sebenarnya pensil timbal hanya mengandung grafit dan tanah liat, bahan alami persenyawaan karbon yang sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh. Namun dilaporkan beberapa kasus bekas tusukan pensil timbal terhadap kulit menyebabkan bekas kehitaman yang menetap bertahun-tahun. Jenis pensil di era modern Kemajuan teknologi material dan manufaktur membuat banyak jenis pensil yang bisa ditemui di pasar sesuai kegunaan masing-masing. Di antaranya adalah: Pensil timah Pensil grafit murni Pensil mekanik Pensil warna Konte Pastel dalam bentuk pensil Dermatograf Pensil Modern Pensil sekarang adalah alat tuilis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap tahun diproduksi di seluruh dunia hingga milliaran batang. Pensil biasa dapat membuat garis sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata. Isi pensil mekanis, yang tangkainya dari logam atau plastik, tidak perlu diraut. Sebagai ganti grafit, pensil berwarna berisi bahan pewarna dan pigmen dalam puluhan warna. Penghapus Penghapus (juga disebut setip) merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. Sebuah penghapus. Penghapus kenyal seperti karet, dan seringkali bewarna putih atau hitam (walaupun ditemukan juga coklat atau merah jambu untuk memperindah penampilan sesuai pemanfaatan teknologi). Terdapat pensil yang dilengkapi dengan penghapus di ujungnya. Penghapus mahal mungkin mempunyai bahan vinyl atau plastik sebagai tambahan kepada karet. Penghapus juga merujuk kepada penghapus pada papan tulis seperti papan hitam atau papan putih. Penghapus papan hitam tradisional merupakan blok kayu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain berbahan wol. Sejarah Pada tahun 1770, pakar sains Joseph Priestley menyatakan, "Saya telah melihat bahan yang amat sesuai untuk digunakan bagi menghilangkan tanda arang pensil pada kertas." Di seluruh Eropa pada saat itu, tulisan pensil dihapus dari kertas dengan menggunakan kubus-kubus kecil yang terbuat dari karet. Kubus-kubus kecil ini masih digunakan untuk tujuan ini di Inggris dan Australia. Juga pada tahun 1770, Edward Naime, insinyur Inggris, disebut sebagai pencipta penghapus karet pertama. Sebelum penggunaan karet, serbuk roti digunakan sebagai penghapus. Naime berkata bahwa dia salah mengambil kepingan karet dan bukannya serbuk roti, dan menemukan ciri-ciri menghapus dari karet, dan mulai menjual penghapus karet. Bagaimanapun juga, karet dalam bentuk mentah sulit disimpan, kerana ia mudah dan akan rusak. Pada tahun 1839, Charles Goodyear, seorang penemu, menemukan proses vulkanisasi, kaedah yang merawat karet dan menjadikannya bahan yang tahan lama. Penghapus menjadi benda yang umum dengan perkembangan karet yang divulkanisasi. Pada tahun 1858, Hyman Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, AS, menerima paten pertama untuk pelekatan penghapus pada ujung pensil. Paten itu kemudian dibatalkan karena ditetapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan gabungan dua peralatan dan bukannya produk baru sepenuhnya. Jenis Jenis yang sering terdapat pada pensil biasanya bewarna merah muda atau merah dengan karakteristik mudah lengket. Jenis ini cukup baik untuk menghapus kebanyakan tulisan pensil, walaupun ia cenderung mengotori dan merusak kertas jika terlalu sering digunakan. Selain itu banyak sisa karet yang harus dibersihkan. Sisa ini sering mengotori kertas jika dibiarkan menempel. Jenis yang populer di kalangan seniman adalah penghapus art gum, yang dibuat dari karet bertekstur kasar yang lembut. Jenis ini cocok untuk menghapus kawasan yang luas dalam satu sapuan tanpa merusak kertas. Tetapi penghapus ini meninggalkan banyak sisa penghapus dan tidak begitu akurat. Pemakaian terlalu banyak hanya menghasilkan warna kekuningan di kertas. Penghapus art gum biasanya berwarna gelap atau kecokelat-cokelatan. Penghapus uli yang mudah dibentuk, akurat, dan tidak meninggalkan kotoran Penghapus uli, lebih dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai kneaded eraser, juga digemari di kalangan seniman. Penghapus jenis ini dibuat dari bahan kelabu dan menyerupai adonan atau lem. Kelebihannya adalah tidak meninggalkan sisa penghapus sehingga tahan lebih lama dibanding penghapus lain. Partikel grafit dan tanah liat ditarik oleh adonan karet sehingga lebih akurat dan tidak meninggalkan bekas apapun. Penghapus ini banyak digunakan untuk memberi efek kilap atau percikan air. Kelemahannya adalah sedikit rasa lengket di tangan dan mudah meleleh di suhu tinggi. Penghapus vinyl lembut mempunyai tekstur seperti plastik dan ciri-ciri menghapus yang mirip dengan penghapus karet biasa. Hanya saja sedikit lebih lembut dan kuat, dan dengan itu tidak mudah merusak kertas dan nyaman digunakan. Penghapus vinyl biasanya putih dan mudah terlihat kotor jika disentuh.
Komentar
Posting Komentar